Materi
teknik pengambilan keputusan merupakan materi yang sangat berhubungan dengan
dunia keorganisasian seperti yang banyak banyak mahasiswa geluti sekarang ini.
Organisasi intra kampus, ekstra kampus, termasuk organisasi dalam arti
perusahaan, instansi pemerintah maupun swasta. Sebenarnya tidak ada rumusan
baku dalam teknik pengambilan keputusan. Semua itu terpulang dari kebiasaan
atau norma-norma yang melingkupi suatu individu atau kelompok. Bahkan, sekedar
contoh, para pimpinan perusahaan terkemuka dunia seperti Nokia, Microsoft, dan
perusahaan terkemuka lainnya, dalam memutuskan suatu masalah mereka dominan
menggunakan insting atau naluri ketimbang rasionalitas**.
Apapun itu, ending dari teknik
pengambilan keputusan adalah keputusan yang efektif dan dapat diterima
semaksimal mungkin semua anggota kelompok.
Dalam
kehidupan sehari-hari, banyak hal yang kita lakukan sebenarnya, sadar atau
tidak, berhubungan erat dengan pengambilan keputusan. Misalnya suatu ketika,
dalam waktu bersamaan anda diperhadapkan pada suatu pilihan untuk mengikuti
kuliah atau menghadiri suatu seminar, mengikuti kuliah atau menghadiri rapat
kepengurusan organisasi, mengikuti kuliah atau menghadiri kegiatan organisasi,
dan contoh lainnya yang sangat berhubungan dengan pengambilan keputusan. Namun
dalam pembahasan kali kita persempit pada wilayah keorganisasian dalam arti
organisasi mahasiswa.
Teknik
pengambilan keputusan (decision making)
banyak pula yang mengistilahkannya teknik pemecahan masalah (problem solving). Dikatakan demikian
karena dalam teknik pengambilan keputusan, yang diputuskan adalah suatu
masalah. Dalam teknik pemecahan masalah ada beberapa pertanyaan kunci dalam
memahami materi ini, yakni apa itu teknik pemecahan masalah, mengapa masalah harus
dipecahkan atau diputuskan, instrument yang digunakan, dan bagaimana cara
memecahkan masalah dengan efektif?
Teknik
pengambilan keputusan sebenarnya telah memiliki definisi yang jelas. Jadi realitas
apa saja melalui suatu proses, sesederhana apapun itu proses, dan melahirkan output putusan, dapat dikatakan sebagai
teknik pengambilan keputusan. Secara sederhana pengertian teknik pengambilan
keputusan (decision making) adalah tatacara
memutuskan suatu masalah. Alurnya dapat digambarkan seperti berikut: Masalah,
Identifikasi Masalah, Alternatif Putusan/Pemecahan, Output Put.
Asumsi
dasar seseorang atau kelompok mengambil keputusan dikarenakan ada masalah. Masalah
akan timbul jika ada suatu keinginan tidak sesuai dengan kenyataan yang kita
harapkan. Namun perlu diketahui tidak semua fenomena yang terjadi dalam
kehidupan kita dapat dikatakan sebagai suatu masalah. Dalam konteks organisasi,
tidak semua yang diasumsikan individu organisasi sebagai masalah dapat
dikatakan sebagai masalah. Jadi perlu diidentifikasi apakah sesuatu fenomena
merupakan masalah atau bukan, selanjutnya kalau ia merupakan masalah, apakah
hal itu menyangkut masalah pribadi atau kelompok organisasi. Hal ini perlu
diidentifikasi atau dipetakan agar individu pengikut suatu organisasi tidak
terjerumus pada suatu fenomena yang sebenarnya bukan masalah.
Kemudian
mengidentifikasi masalah yang ada. Mengidentifikasi
masalah dapat diartikan usaha mengenal lebih jauh terhadap suatu masalah. Misalnya
masalah A, B, dan C. Setelah itu baru diadakan klasifikasi atau kategorisasi, yang
mana merupakan masalah berat, sedang, ringan dari beberapa masalah tadi yang
telah dikemukakan. Di ibaratkan sebuah pohon masalah, masalah memiliki akar
masalah, cabang masalah, ranting masalah, batang masalah, daun masalah, dll. Identifikasi
ini perlu di lakukan untuk mengetahui mana masalah yang mendesak untuk di
pecahkan atau dipending. Dalam
identifikasi, juga harus disertakan data
yang valid dan fakta-fakta yang mendukung atau relevan dengan masalah.
Dari
proses itu lahirlah beberapa alternative putusan. Dalam alternative putusan
proses yang bisa dilakukan adalah mengeksplorasi dampak atau efek masing-masing
alternative putusan yang telah dikemukakan sebelumnya. Usahakan mengeksplore
sebanyak mungkin kelebihan dan kekurangan atau dalam istilah dagang,
untung-rugi dari beberapa alternative. Karena
ini nantinya berpengaruh seberapa besar kualitas putusan yang dihasilkan.
Akhirnya tariklah putusan dari beberapa alternative putusan tadi, yang dari
eksplorasi anda meiliki kelebihan lebih banyak atau minim resiko.
Wallahu alam bishshawab.
*Materi Ini disajikan pada Upgrading Kepengurusan FORMASI Bima di Kampus I UIN
Sultan Alauddin Makassar.
**Lihat buku Marketing in Venus, strategi pemasaran di dunia venus, karya
Hermawan Kertajaya.
(dari materi yg berserakan, tertanggal 30 oktober 2009)
Mas bro.. Gua Mau tny neh kenapa dosen gua ngajar teknik pengembalian keputusan
BalasHapuskok ada matematikanya??
Dalam memutuskan sesuatu terkadang memang membutuhkan panduan ilmu lain seperti statistik dan matematik. Contoh sederhana misalnya dalam memutuskan tuk melanjutkan atau tidaknya hubungan kasih pada seseorang, kita bisa meminjam statistik sederhana. Catatlah kekurangan kekurangan kekasihmu menurut kamu, bukan menurut orang lain, semaksimal mungkin yg kamu ketahui dan pahami. Misalnya jutek, cemburuan, gak cerdas, gak cantik dsbnya. Dari verifikasi terhadap kekurangan itu, misalnya ada 10 kekurangan, tentukanlah berapa item kekurangan yg bisa kamu tolerir. Jika 60 % (6 item) atau diatasnya bisa kamu tolerir atau terima, berarti hubunganmu bisa lanjut, gitu pula sebaliknya jika dibawah 60 % berarti hubunganmu lebih baik dihentikan saja krn akan berpotensi merugikan dirimu maupun dirinya kelak di masa depan.
HapusDemikian, semoga memuaskan jawabannya, hehehe...