menitip salam kepada kekasih part 2


Duhai engkau pemilik hati dan pemilik rindu yang senantiasa mengalunkan nada indah di harpa jiwaku dengan biola yang mengalunkan dawai  indah.
Duhai kekasihku, telah kuteguhkan hati mencintaimu sayang. Maka jangan memberi luka pada jejaknya lagi. Sebab, jika ini hanya euphoria untuk kita, maka segeralah memberi garis batas pada hati kita untuk berhenti. Jika ini nyata untukmu, maka tinggalkan jejak yang indah dihatiku.
Duhai kekasihku, betapa cinta dan kehilangan sangat tipis jaraknya. Ketika, hatiku mencintaimu dengan sepenuh jiwaku, akupun bersiap kehilanganmu hingga aku benar-benar kehilanganmu namun cinta yang kumiliki untukmu tak pernah hilang. Ditiap rinduku, kau menemuiku pada hembusan angin yang kadang harus lewat dikisi-kisi jendelaku, lalu kurasakan kau berbisik "aku datang menuntaskan rinduku untukmu, dear". Dan, jika kelak kau merindukanku, maka aku akan datang sebagai angin, dan saat kau mendengar bisikanku dalam desau angin, maka itulah aku didebaranmu. Dan saat kau merasakan angin bertiup saat aku tak ada didekatmu, itu aku. Sebab rindulah yang memberi nyawa pada angin yang berhembus ke arahmu.

Kekasihku, betapa rindu memahat hatiku untuk tak berani merindui selainmu. Rindu yang memekat dialiran darahku. Rindu yang kadang terhenti detaknya di jantungku. Rindu yang menanah di batinku dan melumut di keranda jiwaku. Sungguh, rindu yang terurai itu hanya untukmu. Sekali lagi untukmu, kekasihku. Kelak, jika kau tengok, maka dekaplah rindu itu dan simpan di titik nadimu.
Kekasihku, Sungguh kerinduan ini tak pernah luruh untukmu; seperti mata air gunung yang selalu mengalir. Seperti senja indah yang sekejap merindui malammu; pun, seperti bilah keris menghujam jantungku.

Duh, kekasihku, beri aku cara memberitahukan hatiku agar berhenti meraba rupamu; membiarkannya meliar merindumu; yah, barangkali aku yang salah; membiarkan dawai itu semakin nyaring bergema di semesta jiwaku; tentang rupamu yang memenuhi ruangku.
Sayang, ajari aku menahan setiap rindu yang berdesakan ingin bernyanyi lantang kepadamu. Ajari aku menuntun malamku yang sepi menemui subuh yang menuntun sembab embun. Sebab, tahukah kamu, rindu yang kumiliki kini serupa venus yang berpijar di kaki langit menyerupai lahar menyala dan serupa meteor yang jatuh ke bumi bagaikan lembing menyala-nyala.

Kekasih yang menjadi kekasih jiwaku kini, marilah kita hidup dalam naungan cinta yang agung dan diberkahi ini. Sebab tiap helai nafas kita akan dilimpahi kebahagianNya. Sungguh, aku mencintaimu bukan dengan airmata lagi; bukan pula merindu yang terlarang; tapi aku mencintaimu seperti embun yang setia membangunkan pagi; seperti matahari yang setia menemani siang; seperti senja yang hangatkan jiwaku; seperti malam yang setia dihuni perindu. Sebab aku telah paham bahwa tiap tetesan airmata yang mengalir di beningnya bola mataku adalah do'a yang terikrarkan dan diijabah Tuhanku untukmu wahai kekasih yang tak lagi menderaskan hujan di wajahku.

Duhai kekasih belahan jiwaku, Sungguh, aku tidak ingin mencintaimu seperti air mengalir dari hulu ke hilir; dari sungai ke laut; Pun, sungguh, tak ingin mencintaimu seperti hujan yang menangis dari langit ke bumi. Jangan tanyakan ! Sebab, jawabanku tak pernah ada.
Kekasihku, tahukah kamu? Aku mencintaimu bukan hanya konteks dan ko-teks yang terwacanakan semata; bukan pula imajinatif yang selalu terfiksikan dalam ceritamu saja; dia membaur dalam satu pemaknaan yang hanya bisa di pahami jiwamu saja.
Kekasihku, pertemuan senja dan malam begitu indah. Namun, sungguh, mencintaimu lebih indah bagiku. Sebab, bagiku, rindu dan cinta yang kutitipkan dijiwaku, takkan terkalahkan. Dan, begitulah caraku menyayangi dan merindukanmu dengan segala keindahan pelangi menutupi mendungnya hatimu. Dan beginilah aku mencintaimu dengan kata yang tak cukup jeda menjadikannya titik, sebab, pada nyanyian jiwaku kini, tak ada jeda aku menyusuri tiap notnya. Kelak kau akan paham, sebab titik hanyalah ada pada keinginan Tuhan kita.
Di akhir kalimatku, duhai kekasihku, aku akan menantimu diujung jalan ini. Bukan untuk memeluk senja lagi, tapi menemui malam yang menjadi kekasih kita jika engkau tak ada disini. Menyapa bintang yang tetap mendekap langit. Kuajak pula, kau menuju bukit hati, tempatku mengingatmu jika aku merindumu. Malamku tak kan mencemburui kita, seperti kau tak pernah nampak diraut kata dan tatapmu. Itulah sebab, aku tak pernah jenuh mencintamu. Sebab, Engkau Kekasihku, pun telah mengajariku cara sederhana mencintai, mencintai dalam keterbatasan, seperti katamu "tak ada kisah yang terjadi secara sempurna tapi jadikanlah dia sempurna setelah bersamanya.”

(by Rianti Tayu Syafna)

image source by koleksi pribadi
Read more...

menitip salam kepada kekasih

Kekasihku, pemilik segala cinta dan pengulum segala rindu, aku menulis surat ini sebagai orang yang memiliki kerinduan di atas langit semesta hatimu. Aku merindumu di setiap desah nafasku. Menelan nafasmu lewat imaji bayangmu. Menggapai mimpimu lewat tangan kecilku.  

Kekasihku, setiap kali resah menghampiriku dan mengajakku berkompromi untuk melupakannmu, setiap kali itu pula kurasakan rinduku bergejolak dan berdesakan di atas tumpukan cintaku.

Kekasihku, kepadamu aku menitip kesembuhan bagiku yang sedang terluka, namun pada waktu yang menikung, kau menaruh luka yang kian menyembilu. Kau adalah anggur dalam cawan hatiku, yang tiap kali kuteguk kala jiwaku menuai kehausan, namun nyata kau bukan menjadi milikku. 

Kekasihku, dalam randezvous kehidupanmu dan kehidupanku, aku adalah pasir yang senantiasa kau injak kala kau berjalan menuju; entah siapa; dan kau adalah air kehidupanku yang senantiasa menjadi oase kehidupanku. 

Kekasihku, saat kau curi hatiku, saat itu pula kau telah pincangkan jiwaku; tahukah kamu kekasihku? Segala ihwal tentangmu terbenam di jiwaku serupa mawar yang senantiasa merindukan tetesan embun pagi, serupa jiwa yang merindu cahaya dalam pekatnya malam. Lalu, kamu di mana kini? Mawar itu tak lagi mekar kini, melayu dalam genggaman, menjadi kosong dalam pandanganku. Meski jauh dikedalaman jiwaku, cinta dan kasihku terus memanggilmu. Bagaimana denganmu kekasih? Apakah isyarat cinta ini terlihat olehmu saat senandung merdu lagu cintaku mengalun indah? 

Kekasihku, kali ini badai menghalau jalanku menujumu sehingga terasa jauh meski jarak untuk sampai kepadamu sebenarnya dekat. Dan aku terseok_tersungkur pada sebuah lubang yang membenamkan hatiku ke jurang yang amat dalam. Aku terjatuh. Lalu, bisakah kau menemukanku?. 

Kekasihku, sekali lagi tentangmu; 
Ketika mentari pagi tersenyum dan menyapaku, menanyakan arti hadirmu di hatiku, kujawab bahwa arti hadirmu telah membawaku terbang ke puncak yang paling tinggi. Namun sejenak olehku, ku tak ingin berada diketinggian karena ku takut saat menengok ke bawah, ragaku telah terhampar di gurun kesepian. Engkau adalah dentingan piano yang selalu mengalun indah di jantung hatiku tapi semua bagiku tidak sanggup menandingi dirimu dan cintaku. Perasaan cintaku yang telah terbingkai erat dalam hatiku senantiasa membiaskan gurat-gurat kesetiaan kepadamu seorang. Demi kasih sayang Tuhanku, aku tetap mencintaimu dalam sisa masa yang menggenggamku. Meski kau tak pernah membayangkan, betapa mataku telah terbutakan oleh air mata karna mencintaimu. 

Di akhir kalimatku, yang ingin kusematkan janji setia bahwa inilah kejujuran hatiku yang bergema sembari melantunkan melodi kekaguman cinta yang tak dapat diciptakan musisi manapun, karena rasa cintaku padamu telah melebur dalam sukmaku. Meski aku tahu bahwa kesetiaan ini hanya tersembunyi dibilik rahasiaku selamanya; abadi untukmu.
###
(by Rianti Tayu Syafna)
Read more...

ingin ku lari

adakalanya bila ku tak tahu kau dimana,
ingin ku lari saja sesukanya bagai angin,
yang tak henti berkelana...
Read more...

hening

lelaki tertunduk lesuhening...,
di jiwa Sang Pengelana
Nestapa, lara, gelak tawa, tak lagi jelas bedanya.
Ditingkah gemuruh ombak kehidupan
Seribu tanya di hati, 
kemana gerangan kan ku buang...???

Read more...

dahaga sang kelana

lelaki di tepi pantai
dahaga sang kelana
kasih...,
mengenang engkau hingga larut malam
membikin jiwa semakin rindu pada hidup yang tak jemu jemu
.....engkaulah daun hijau tangkai anggur 
duhai..., 
lepaskan aku dari dahaga !!!
Read more...

Tambah Sehat Berkat Memaafkan

jabat tangan
Saling meminta maaf lahir batin merupakan bagian dari tradisi Idul Fitri. Di luar konteks ibadah, memaafkan atau melepaskan luka batin ternyata juga mendatangkan manfaat positif bagi kesehatan karena bisa membuat seseorang jadi lebih sehat jiwa dan raga.  
Jika kita bisa memamafkan dan melupakan secara tulus, ada banyak keuntungan yang menyehatkan. Penelitian menunjukkan sikap memaafkan membantu menurunkan teranan darah, menguatkan sistem imun, dan menurunkan sirkulasi hormon stres dalam darah. 

Penelitian juga menunjukkan orang yang sudah mampu memaafkan mengaku gejala-gejala gangguan pencernaan, sakit kepala dan juga nyeri punggungnya berkurang. 
Dalam sebuah penelitian terhadap 71 orang terungkap efek langsung dari kemarahan. "Ketika para responden fokus pada hal-hal yang tak termaafkan, tekanan darah mereka naik, demikian juga dengan detak jantung," kata Charlotte vanOyen Witvliet, kandidat profesor psikologi dari Hope College. 
Sebaliknya, ketika mereka diminta merespon sesuatu dengan maaf, otot-otot menjadi rileks dan napas lebih teratur. 
Bukan hanya itu sikap mengampuni juga terkait erat dengan kesehatan mental yang baik. Memaafkan akan mengurangi kemarahan, depresi, dendam, kebencian, dan berbagai emosi negatif lainnya. Intinya, memaafkan membuat kita lebih berbahagia
Kendati demikian banyak orang yang menganggap memaafkan itu sulit. Tentu saja memaafkan dari hati terdalam tidak dapat dipaksakan. Bila situasinya sangat menyakitkan, mungkin untuk sementara cukup kita melihat memaafkan sebagai murni fenomena internal diri. 
Akan tetapi kita bisa memunculkan dorongan untuk memaafkan dengan cara mengatur pikiran bahwa pemaafan adalah bentuk kasih sayang, diperlukan untuk mengembangkan kedamaian hubungan, serta mencegah balas dendam. 
Everett L.Worthington Jr, profesor psikologi dan penulit buku Forgiveness and Reconcilliation:Theory and Applications, membagi sikap memaafkan dalam dua tipe. 
Pertama adalah keputusan memaafkan (decisional forgiveness), dimana seseorang memilih untuk melepaskan pikiran yang menyebabkan marah. Misalnya kita mengatakan pada diri sendiri "Saya tidak akan membalas dendam", atau "Saya akan menghindari orang itu,". 
"Kita bisa memilih keputusan memaafkan tetapi masih ada emosi yang tidak memaafkan di dalam hati," kata Worthington. 
Seharusnya yang kita capai adalah memaafkan emosional, yakni mengganti emosi negatif seperti dendam, kebencian, marah, dan takut, menjadi perasaan simpati, empati, kasih, dan cinta. 
"Memaafkan emosi lebih berdampak pada kesehatan karena ketika kita tidak bisa melakukannya akan timbul reaksi stres kronik akibat obsesi pada hal-hal menyakitkan yang terjadi. Kita terus memandang diri kita sebagai korban," katanya. 

sumber: health.kompas.com
Read more...

Memaafkan Itu Melegakan

simbol maafApa yang terjadi padaku ini mungkin bisa untuk berbagi: 

Ayah dan ibuku sudah menghadapNYA 5 tahun yang lalu, mereka pergi dalam tahun yang sama, hanya berbeda 6 bulan. Ibuku wafat lebih dulu, baru kemudian ayah.

Ibuku pergi pada saat hubungannya dengan ayah pada kondisi yang kurang baik. Ibu dan ayah berada pada konflik suami isteri yang sangat mendalam, dan berada di ambang perpisahan. Kemudian Ibu jatuh sakit, dan akhirnya wafat pun, beliau masih membawa rasa kecewa dan marah itu pada Ayah.  
Aku pun menjadikan ayah sebagai penyebab perginya ibu. Walaupun tidak pernah kuutarakan langsung kepada beliau, tapi itu tertanam erat dalam hati. Aku tetap melayani beliau, walau tidak lagi dengan hati tulus 100%.

Sampai beliau wafat, dan bertahun-tahun sesudahnya, aku masih tetap menyimpan amarah dan kecewa pada ayah. Dan, selama itu pula, tanpa sadar ada beban berat yang kutanggung dalam hati. Rasanya setiap helaan nafasku terbebani oleh sesuatu. Hal ini juga berakibat dengan hubungan sosialku. Selalu ada rasa curiga pada orang lain, dan selalu berpikir negatip. Akibatnya juga, berpengaruh pada langkah karirku, yang selalu terhambat. Aku selalu gagal mencapai apa yang aku usahakan. Contohnya, berkali-kali aku selalu gagal pada promosi yang diberikan padaku. 

Ketika beban kecewaku semakin tak tertahankan, aku bertanya pada seorang udztad, adakah doa yang bisa membuatku tenang? Karena semua doa telah kupanjatkan, shalat-shalat sudah kujalankan, tapi selalu saja aku tidak merasa tenang dan merasa semua aspek dalam hidupku tidak ada yang berjalan lancar. 
Udztad itu pun bertanya, apakah juga doa-doa itu dipanjatkan untuk kedua orang tuaku yang sudah wafat? Adakah kekecewaan yang aku simpan terhadap mereka? Jika ada, Mohon ampunan pada Allah SWT, dan cobalah memaafkan dengan ikhlas

Aku terdiam dan terhenyak, aku menyadari sesuatu, aku sangat tahu, selama ini doa-doa yang kupanjatkan hanya untuk ibu almarhumah, aku berdoa untuk ayah hanya karena kewajiban saja, tidak tulus dan ikhlas. 
Dan kesadaran makin jelas, karena akupun telah berbuat dosa dengan tetap memendam amarah serta kekecewaanku pada beliau.padahal beliau sudahwafat. Ya Allah, betapa jahatnya aku. 

Akhirnya, aku berwudhlu, serta melakukan shalat tobat, tak terasa airmata tumpah ruah, penyesalan, kekecewaan, serta kerinduan pada ayah dan ibu keluar semua bersama tangis. Aku mohon ampunan pada Allah, memohon maaf pada ayah dan ibuku, serta memaafkan ayah pada apa yang telah beliau pernah lakukan pada keluarganya. Aku tiba-tiba bisa melihat permasalahan dari sisi berbeda, dan tanpa amarah, yang ada adalah pemakluman serta maaf.

Setelah itu, hatiku jadi ringan, aku bisa melihat semua masalahku dengan cara berbeda, dan mampu mencari solusi atas semua masalah hidup yang selalu datang padaku. Hatiku menjadi lebih tenang. Sungguh karunia yang sangat besar dari Allah SWT. Terima kasih ya Allah, ternyata, memaafkan itu melegakan

sumber: eramuslim.com
Read more...

di sekitar senja

perempuan senja
di sekitar senja
Ketika awan bersepakat dengan angin, untuk membawanya jauh menyusuri timur, setiap geraknya adalah untaian tarian alam, menabur pesona damai, bahkan tatapan pun enggan lelah menghiraukannya. Membawa indera dan segala rasa, terpaku dalam diam, hingga akal pun lupa menangkap makna akan hadirnya keindahan di ujung teriknya siang. Ketika waktu membawa kesadaran kembali bertahta pada akal, hadirkan pertanyaan yang tertinggal saat menikmati keterlupaan....
.....akan bertamu di hati manakah janin kesejukan yang dikandung awan itu…????

Dan kegelisahanku pun menengadah mencari jawaban pada jejak waktu yang datang memenuhi janji untuk saling berganti memberi tanda dan kepastian
Namun.....Tak ada satupun jawaban tersimpulkan dari ribuan kemungkinan yang terkira-kira oleh akal,
hingga rona jingga berangsur-angsur terhampar memenuhi batas pandangku.

Tapi tetap saja ku tak memahami apa-apa, meski telah menggurui pengetahuanku pada akal penasaranku yang masih tersisa. Hingga jenuh hadirkan lelah dan menidurkan makna pencarian jawaban segala ketidaktahuanku.

Saat senja yang hadir memenuhi wajibnya menyongsong malam, seakan-akan pada rona jingganya itu membahasakan kalimat-kalimat;
“angin itu ada pada nafas mu yang menjadikannya tak bermula dan tak berujung, maka janganlah batasi ia dengan pengertian yang ada dalam pikiranmu, karena pada hembusannya yang ikhlas menghantarkanmu makna kedatangan tiap-tiap musim”

Lalu kulepaskan keakuan pada keinginanku dan kutambatkan makna ketidakberdayaan pada aku.
Hingga terasa kekuasaan yang suci membimbing kesadaranku untuk mengabdikan keakuan itu pada pemilik ketidakberdayaanku.


(Arfan Idris, akhir september 2010)
Read more...

kunang kunang kerinduan

kunang-kunang dan bulan
kutitipkan kerinduan
pada seribu kunang-kunang 
yang terang benderang
...
dan berharap mereka
kan pulang padaku
setelah bersayap-sayap cinta
...




Read more...

pengembaraan jiwa..

perempuan resah
...dan pada akhirnya kita tiba pada pencarian kebermaknaan hidup.
Sayang, hidup ini tidak sekedar memuaskan kebutuhan "perut" dan "di bawah perut".
Namun lebih dari itu, ada "kesadaran" yang harus di gali. Kesadaran yang membedakan kita dengan makhluk lainnya. Kesadaran yang membawa kita pada pengembaraan jiwa, menuju pada kebenaran yang mutlak.
Read more...

pantun rindu


Buah nangka buah rambutan
Masak sebiji di tengah hutan
Rinduku bukan buatan
Seperti paku melekat di papan
Read more...

spirit kelukaan

tangis wanita
spirit kelukaan,
Suatu hari seseorang yang sedang putus cinta, dicampakkan oleh kekasihnya, menangis tersedu-sedu di sebuah taman.
Seorang yang Bijak melihat dan datang menghampirinya lalu bertanya:
"kenapa kamu menangis ?"
Orang itu menjawab:
"Aku sangat sedih, kenapa dia meninggalkanku padahal Aku sangat mencintainya" 
Lalu orang Bijak itu tertawa sembari berkata:
"Kamu bodoh sekali". Lalu orang itu menjawab:
"Kamu ini bagaimana seh, Aku sedang putus cinta, di tinggal pergi oleh kekasihku, tapi kenapa kamu malah tertawa dan menganggapku bodoh ?"

Orang Bijak itu tertawa kembali lalu sekejap menghentikan tawanya dan berujar:
"Bodoh...!!! Kamu tidak perlu sedih, karena yang seharusnya bersedih adalah dia..."
Belum puas dengan jawaban orang Bijak itu, dengan penasaran ia kembali membalas:
"Kenapa mesti dia yang bersedih ? Kan Dia yang memutuskan dan mencampakkan Aku"

Kini tanpa tawa namun dengan senyum yang hangat, Orang Bijak itu berkata:
"Karena kamu hanya kehilangan orang yang tak mencintaimu, tetapi Dia kehilangan orang yang sangat mencintainya...".

(sms Yuni di suatu malam dengan editing seperlunya... ^_^)
Read more...

kasih..., aku padamu

Seorang pria dengan kekasihnya menikah dan acara pernikahannya sungguh megah. Setiap pasang mata yang memandang setuju bahwa sungguh mereka saling mencintai. Beberapa bulan kemudian, sang istri berkata kepada suaminya, "Sayang, aku baru membaca sebuah artikel tentang bagaimana memperkuat tali pernikahan". "Masing-masing kita akan mencatat hal-hal yang kurang kita sukai dari pasangan kita. Kemudian, kita akan membahas bagaimana merubah hal-hal tersebut dan membuat hidup pernikahan kita bersama semakin ebih bahagia". Suaminya setuju dan malam itu mereka sepakat untuk berpisah kamar dan mencatat apa yang terlintas dalam benak mereka masing-masing. 

Besok paginya ketika sarapan, "Aku akan mulai duluan ya", kata sang istri. Ia lalu mengeluarkan daftarnya. Banyak sekali yang ditulisnya, sekitar tiga halaman..Ketika ia mulai membacakan satu persatu hal yang tidak dia sukai dari suaminya, ia memperhatikan bahwa air mata suaminya mulai mengalir. "Maaf, apakah aku harus berhenti?", tanyanya.. "Oh tidak, lanjutkan!", jawab suaminya. Lalu sang istri melanjutkan membacakan semua yang terdaftar dan berkata dengan bahagia "sekarang gantian ya, Engkau yang membacakan daftarmu!".
sayang aku mencintaimu

Dengan suara perlahan suaminya berkata "Aku padamu, Aku tidak mencatat sesuatupun dikertasku, Aku berpikir bahwa Engkau baik dan Aku tidak ingin mengubahmu. Engkau adalah dirimu sendiri. Engkau cantik dan baik bagiku". Sang istri tersentak dan tersentuh oleh pernyataan dan ungkapan cinta serta isi hati suaminya. Bahwa suaminya menerimanya apa adanya. Ia menunduk dan menangis.

Dalam hidup ini, banyak kali kita merasa dikecewakan, depresi, dan sakit hati. Sesungguhnya tak perlu menghabiskan waktu memikirkan hal-hal tersebut. Hidup ini penuh dengan keindahan, kesukacitaan dan pengharapan. Mengapa harus menghabiskan waktu memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan dan menyakitkan jika kita bisa menemukan banyak hal-hal yang indah di sekeliling kita (ungkapan seorang sahabat lama, semoga bermanfaat).

(By Om Andhie via "Botlem 41", 21/01/2011 pkl 18.00)
Read more...

Kasih Orang Tua Sepanjang Masa

ibu menggendong anak
Konon di Jepang pernah ada tradisi membuat orang yang sudah tua ke hutan, mereka yang dibuang adalah orang tua yang sudah tidak berdaya sehingga tidak memberatkan kehidupan anak-anaknya. 

Pada suatu hari ada seorang pemuda yang berniat membuang ibunya kehutan, karena si ibu telah lumpuh dan mulai pikun. Si pemuda tampak bergegas menyusuri hutan sambil menggendong ibunya tersebut. Si ibu yang kelihatan tak berdaya berusaha menggapai setiap ranting pohon yang bisa diraihnya dan mematahkannya kemudian menaburkannya disepanjang jalan yang mereka lalui. Sesampai didalam hutan yang sangat lebat, si anak menurunkan ibu tersebut dan mengucapkan kata perpisahan sambil berusaha menahan sedih karena ternyata dia juga tidak menyangka sanggup melakukan perbuatan ini.

Justru si ibu yang tampak tegar, dalam senyumnya dia berkata "Anakku, aku sangat menyayangimu. Dari kau kecil sampai dewasa aku selalu merawatmu dengan segenap cintaku. Bahkan sampai hari ini rasa sayangku tidak berkurang sedikitpun. Tadi aku sudah menandai sepanjang jalan yang kita lewati dengan ranting-ranting kayu. Aku takut kau tersesat, ikutilah tanda itu agar kau selamat sampai dirumah."

Demi mendengar kata-kata tersebut, si anak menangis dengan sangat keras, kemudian langsung memeluk ibunya dan kembali menggendongnya untuk membawa si ibu pulang kerumah. Pemuda tersebut akhirnya merawat ibu yang sangat mengasihinya tersebut sampai si ibu meninggal.
 
Pesan moral
Orang tua bukan barang rongsokan yang bisa dibuang atau diabaikan setelah terlihat tidak berdaya, sekalipun engkau sudah sukses atau sekalipun engkau susah. Hanya orang tua kita yang selalu mendampingi kita bukan pacar, suami, istri, teman dan lain-lain, tapi orang tua kita yang selalu tak pernah meninggalkan kita,  bagaimana pun keadaan kita dan bagaimana pun kurang ajarnya kita kepada orang tua, bapak-ibu kita tetap mengasihi kita. Mulai sekarang mari kita bersama-sama mengasihi orang tua kita selagi mereka masih hidup.

(By Om Andhie/Amrullah Andi Hamid via Botlem 41)
Read more...

pasangan dari Tuhan

sepasang kekasih
Bertahun-tahun yang lalu, Aku berdoa kepada Tuhan untuk memberikan pasangan hidup, "Engkau tidak memiliki pasangan karena engkau tidak memintanya", Tuhan menjawab. Tidak hanya Aku meminta kepada Tuhan, Aku menjelaskan kriteria dari pasangan yang kuinginkan. Aku menginginkan pasangan yang baik hati, lembut, mudah mengampuni, hangat, jujur, penuh dengan damai dan sukacita, murah hati, penuh pengertian, pintar, humoris, penuh perhatian. Aku bahkan memberikan kriteria pasangan tersebut secara fisik yang selama ini kuimpikan. Sejalan dengan berlalunya waktu, Aku menambahkan daftar kriteria yang kuinginkan dalam pasanganku. 

Suatu malam, dalam doa, Tuhan berkata dalam hatiku," Hamba-Ku, Aku tidak dapat memberikan apa yang engkau inginkan. " Aku bertanya, "Mengapa Tuhan?" dan Ia menjawab, " Karena Aku adalah Tuhan dan Aku adalah Adil. Aku adalah Kebenaran dan segala yang Aku lakukan adalah benar." " Aku bertanya lagi, "Tuhan, aku tidak mengerti mengapa aku tidak dapat memperoleh apa yang aku pinta dari-Mu?" " Jawab Tuhan, "Aku akan menjelaskannya kepada-Mu, Adalah suatu ketidak adilan dan ketidak benaran bagi-Ku untuk memenuhi keinginanmu karena Aku tidak dapat memberikan sesuatu yang bukan seperti engkau. Tidaklah adil bagi-Ku untuk memberikan seseorang yang penuh dengan cinta dan kasih kepadamu jika terkadang engkau masih kasar, atau memberikan seseorang yang pemurah tetapi engkau masih kejam, atau seseorang yang mudah mengampuni tetapi engkau sendiri masih suka menyimpan dendam, seseorang yang sensitif, namun engkau sendiri tidak..."

Kemudian Ia berkata kepadaku, "Adalah lebih baik jika Aku memberikan kepadamu seseorang yang Aku tahu dapat menumbuhkan segala kualitas yang engkau cari selama ini daripada membuat engkau membuang waktu mencari seseorang yang sudah mempunyai semuanya itu. Pasanganmu akan berasal dari tulangmu dan dagingmu, dan engkau akan melihat dirimu sendiri di dalam dirinya dan kalian berdua akan menjadi satu.

Pernikahan adalah seperti sekolah - suatu pendidikan jangka panjang. Pernikahan adalah tempat dimana engkau dan pasanganmu akan saling menyesuaikan diri dan tidak hanya bertujuan untuk menyenangkan hati satu sama lain, tetapi untuk menjadikan kalian manusia yang lebih baik, dan membuat suatu kerjasama yang solid. Aku tidak memberikan pasangan yang sempurna karena engkau tidak sempurna. Aku memberikanmu seseorang yang dapat tumbuh bersamamu."

Kisah Ini untuk: yang sudah menikah, yang baru saja menikah, yang sedang mencari.....

sumberfacebook.com/rumahRINDU
Makassar 20 Juli 2010
Read more...

Kebohongan Patologis (Mythomania); Sekedar Refleksi Ramadhan

jangan berbohong
Mythomania adalah kecenderungan berbohong yang dimaksudkan bukan untuk menipu/mengelabui orang lain, tetapi justru untuk membantu dirinya sendiri mempercayai/meyakini kebohongannya sendiri. Berbeda dengan seorang pembohong biasa yang sadar bahwa ia tengah berbohong dan mampu membedakan antara kenyataan dan bukan kenyataan, seorang mythomaniac tdk sepenuhnya menyadari bahwa ia sedang berbohong. Ia tidak mampu membedakan antara 'kenyataan' yg berasal dari imaginasinya dan kenyataan yang sebenarnya. Kebohongan-kebohongan yang dilakukan olehnya cenderung 'di luar' kesadaran, yang artinya adalah dia tidak tahu/tidak sadar bhw orang lain akan merasa terganggu dengan kebohongannya, karena yang terpenting baginya adalah mendapat pengakuan oleh sekelilingnya, pengakuan terhadap 'kenyataan' yang ingin ia wujudkan demi melarikan dirinya dari kenyataan sebenarnya yang tidak mau ia terima, dengan tanpa rasa menderita.

Menurut Wikipedia, pembohong patologis atau mythomaniac adalah orang yang memiliki perilaku yang terbiasa atau selalu terdorong untuk berbohong. Sementara definisi lengkap dari kebohongan patologis adalah :
"Pathological lying is falsification entirely disproportionate to any discernible end in view, may be extensive and very complicated, and may manifest over a period of years or even a lifetime."

Jadi kebohongan patologis itu merupakan suatu kebohongan yang dapat melebar dan menjadi sangat rumit untuk waktu yang sangat lama bahkan bisa sepanjang hidup si pembohong.

Ciri-ciri atau tanda-tanda pembohong patologis adalah :

1. Suka membesar besarkan sesuatu
2. Selalu menimpali bahwa dirinya lebih baik dari apapun yang kita ceritakan
3. Menciptakan realitas sendiri untuk dirinya
4. Karena mereka tidak menghargai kejujuran, mereka juga tidak menghargai kepercayaan
5. Bisa jadi seorang hypochondriac juga yaitu orang yang selalu merasa sakit (di buat-buat) ingin diperhatikan
6. Sering kontradiktif dengan pernyataan sebelumnya
7. Bisa berbohong hanya untuk suatu hal sepele
8. Selalu membesar besarkan setiap kalimat
9. Bisa merubah rubah cerita setiap saat.
10. Sangat defensif ketika dipertanyakan pernyataanya
11. Sangat percaya apa yang dikatakannya benar padahal jelas tidak benar buat orang lain
12. Berbohong ketika sebenarnya sangat mudah untuk menceritakan kebenaran
13. Berbohong untuk mendapat simpati dan terlihat baik
14. Selalu mendapat nilai baik pada pandangan pertama tapi selanjutnya tidak dapat dipercaya
15. Memiliki gangguan kepribadian
16. Jago memanipulasi
17. Ketahuan bohong berkali kali
18. Tidak pernah mengakui kebohongan
19. Menganggap dirinya legenda

Tulisan di atas dikutip sebahagian dari "http://my.opera.com/rryudo/blog/show.dml/8794071". Sangat memprihatinkan memang orang yg menderita penyakit psikologis seperti ini. Sepintas lalu orang seperti ini sehat, namun realitas sesungguhnya jiwanya sakit. Kasihan kalau penderita penyakit ini dibiarkan. Orang-orang disekelilingnya, seperti keluarga, teman, sahabat, mestinya turut andil dalam penyembuhannya dengan cara mencari pertolongan orang profesional seperti psikiater atau psikolog. Orang terdekatnya pun bisa memberi pendekatan romantisme yang lebih.

Namun bagi saya, penderita yg sudah mencapai taraf kronis akan sangat sulit jika diterapi melalui pendekatan kebiasaan. Ia memerlukan terapi spiritual (agama) dalam jangka waktu lama dan berkesinambungan, berbanding lurus dengan lamanya penyakit ini dideritanya atau kebohongan yg dilakukannya. Prinsip tauhid mengatakan bahwa tidak ada fenomena yang terjadi dalam kehidupan ini tanpa lepas dari kehendakNya, sekecil apapun itu. Yang menjadi masalah apakah suatu fenomena itu kehendak 'yang dikehendakiNya' atau kehendak 'yang tdk dikehendakiNya'. Jelas sikap berbohong atau munafik adalah kehendak 'yang tidak dikehendakinya'.

Terapi spiritualnya pun bukan hanya sekedar doktrin-doktrin ritual yang sifatnya kering dari "pemaknaan" atau internalisasi. Karena jika demikian adanya, berarti ia hanya akan menganggapnya sebagai pelarian atau candu terhadap dirinya. Tak ubahnya, seseorang yang mendapatkan masalah, kemudian lari pada minuman keras atau tempat hiburan malam, untuk lari dari masalah sejenak, namun kenyataannya semu, karena masalah itu akan mendera kembali kala ia sadar dan itu akan bergulir secara kontinyu (lingkaran setan).

masyaallah, tabarakallah,
wallahu 'alam bishshawab.

Makassar, ramadhan 17 Agustus 2010
Read more...