Kebohongan Patologis (Mythomania); Sekedar Refleksi Ramadhan

jangan berbohong
Mythomania adalah kecenderungan berbohong yang dimaksudkan bukan untuk menipu/mengelabui orang lain, tetapi justru untuk membantu dirinya sendiri mempercayai/meyakini kebohongannya sendiri. Berbeda dengan seorang pembohong biasa yang sadar bahwa ia tengah berbohong dan mampu membedakan antara kenyataan dan bukan kenyataan, seorang mythomaniac tdk sepenuhnya menyadari bahwa ia sedang berbohong. Ia tidak mampu membedakan antara 'kenyataan' yg berasal dari imaginasinya dan kenyataan yang sebenarnya. Kebohongan-kebohongan yang dilakukan olehnya cenderung 'di luar' kesadaran, yang artinya adalah dia tidak tahu/tidak sadar bhw orang lain akan merasa terganggu dengan kebohongannya, karena yang terpenting baginya adalah mendapat pengakuan oleh sekelilingnya, pengakuan terhadap 'kenyataan' yang ingin ia wujudkan demi melarikan dirinya dari kenyataan sebenarnya yang tidak mau ia terima, dengan tanpa rasa menderita.

Menurut Wikipedia, pembohong patologis atau mythomaniac adalah orang yang memiliki perilaku yang terbiasa atau selalu terdorong untuk berbohong. Sementara definisi lengkap dari kebohongan patologis adalah :
"Pathological lying is falsification entirely disproportionate to any discernible end in view, may be extensive and very complicated, and may manifest over a period of years or even a lifetime."

Jadi kebohongan patologis itu merupakan suatu kebohongan yang dapat melebar dan menjadi sangat rumit untuk waktu yang sangat lama bahkan bisa sepanjang hidup si pembohong.

Ciri-ciri atau tanda-tanda pembohong patologis adalah :

1. Suka membesar besarkan sesuatu
2. Selalu menimpali bahwa dirinya lebih baik dari apapun yang kita ceritakan
3. Menciptakan realitas sendiri untuk dirinya
4. Karena mereka tidak menghargai kejujuran, mereka juga tidak menghargai kepercayaan
5. Bisa jadi seorang hypochondriac juga yaitu orang yang selalu merasa sakit (di buat-buat) ingin diperhatikan
6. Sering kontradiktif dengan pernyataan sebelumnya
7. Bisa berbohong hanya untuk suatu hal sepele
8. Selalu membesar besarkan setiap kalimat
9. Bisa merubah rubah cerita setiap saat.
10. Sangat defensif ketika dipertanyakan pernyataanya
11. Sangat percaya apa yang dikatakannya benar padahal jelas tidak benar buat orang lain
12. Berbohong ketika sebenarnya sangat mudah untuk menceritakan kebenaran
13. Berbohong untuk mendapat simpati dan terlihat baik
14. Selalu mendapat nilai baik pada pandangan pertama tapi selanjutnya tidak dapat dipercaya
15. Memiliki gangguan kepribadian
16. Jago memanipulasi
17. Ketahuan bohong berkali kali
18. Tidak pernah mengakui kebohongan
19. Menganggap dirinya legenda

Tulisan di atas dikutip sebahagian dari "http://my.opera.com/rryudo/blog/show.dml/8794071". Sangat memprihatinkan memang orang yg menderita penyakit psikologis seperti ini. Sepintas lalu orang seperti ini sehat, namun realitas sesungguhnya jiwanya sakit. Kasihan kalau penderita penyakit ini dibiarkan. Orang-orang disekelilingnya, seperti keluarga, teman, sahabat, mestinya turut andil dalam penyembuhannya dengan cara mencari pertolongan orang profesional seperti psikiater atau psikolog. Orang terdekatnya pun bisa memberi pendekatan romantisme yang lebih.

Namun bagi saya, penderita yg sudah mencapai taraf kronis akan sangat sulit jika diterapi melalui pendekatan kebiasaan. Ia memerlukan terapi spiritual (agama) dalam jangka waktu lama dan berkesinambungan, berbanding lurus dengan lamanya penyakit ini dideritanya atau kebohongan yg dilakukannya. Prinsip tauhid mengatakan bahwa tidak ada fenomena yang terjadi dalam kehidupan ini tanpa lepas dari kehendakNya, sekecil apapun itu. Yang menjadi masalah apakah suatu fenomena itu kehendak 'yang dikehendakiNya' atau kehendak 'yang tdk dikehendakiNya'. Jelas sikap berbohong atau munafik adalah kehendak 'yang tidak dikehendakinya'.

Terapi spiritualnya pun bukan hanya sekedar doktrin-doktrin ritual yang sifatnya kering dari "pemaknaan" atau internalisasi. Karena jika demikian adanya, berarti ia hanya akan menganggapnya sebagai pelarian atau candu terhadap dirinya. Tak ubahnya, seseorang yang mendapatkan masalah, kemudian lari pada minuman keras atau tempat hiburan malam, untuk lari dari masalah sejenak, namun kenyataannya semu, karena masalah itu akan mendera kembali kala ia sadar dan itu akan bergulir secara kontinyu (lingkaran setan).

masyaallah, tabarakallah,
wallahu 'alam bishshawab.

Makassar, ramadhan 17 Agustus 2010
Title: Kebohongan Patologis (Mythomania); Sekedar Refleksi Ramadhan; Written by asharologi; Rating: 5 dari 5

1 komentar:

silahkan berkomentar pada kolom yang tersedia.
terima kasih.
salam... ^_^