Menjelang Hari “H”

Medio Oktober adalah hari yang menyenangkan buatku, tapi itu adalah hari disaat usiaku semakin berkurang. Mulanya biasa saja, tak ada yang istimewa di bulan ini. Tiga hari sebelum hari H, seseorang yang bernama Harapan menghampiri suka citaku dan menyatakan bahwa aku bukan lagi seorang remaja yang hanya bisa berharap banyak dari orang lain, sekarang diriku adalah sosok manusia dewasa yang mampu tegar ketika menghadapi sebuah masalah dan mampu mengambil sebuah keputusan.
Dua hari sebelum hari H, aku merasakan sesuatu yang begitu berbeda dari diriku. Mungkin itu adalah pengaruh dari motivasi Harapan tapi aku heran, mengapa kebahagiaan yang ku rasakan datang dari dua arah yang berlawanan? Seolah-olah datang dari Kenangan dan Harapan, tapi mengapa harus keduanya?? Sedang yang menghampiri cuma Harapan bukan yang lain.
Sehari sebelum hari H, Harapan kembali bercerita kisah tentang air mata dan senyuman yang berusaha mempertahankan alur cerita yang dibangun dengan bulir air mata, tawa, dan juga kesedihan ia juga berkisah tentang orang sukses yang mau berkorban dan ia ingin agar aku bisa menjadi seorang perempuan yang tangguh, perempuan yang selalu memiliki kesabaran dalam menjalani hidup dan mau bangkit ketika badai datang menyapa. Aku pun terpengaruh dengan cerita Harapan. Hari-hari ku lalui dipenuhi dengan semangat juang 45, begitu segarnya hati dan pikiran dalam bertindak dalam mengambil sebuah keputusan, lalu semuanya pun berlalu dengan keceriaan.
Tiba saatnya hari H, ternyata kebahagiaan yang kurasakan kemarin dan hari ini hampir sama. Semuanya terasa sempurna. Aku dan teman-teman berbagi kebahagiaan di bulan ini, bulan Oktober. Tapi sayang salah seorang dari temanku tidak sempat merasakan apa yang aku rasakan. Dia masih di daerah, entah kapan dia pulang?
18 Oktober, Kenangan datang menghampiri. Dia ingin aku merasakan apa yang dia rasakan. Tiba-tiba saja Kenangan berkomentar bahwa ia senang bisa bertemu denganku dan bisa dekat denganku. Ia ingin mengulang kisah cinta yang pernah hilang bersama waktu, kisah yang terpenggal oleh waktu dan jarak. Kenangan juga berkomentar “ U are my sister, my friend, and even you can my girlfriend”.
Kenangan masih saja bercerita tentang kisah hidupnya dan juga impian-impiannya. Selang waktu yang tersisa aku menyadari bahwa dia masih menyimpan sekeping rasa dan sesuatu yang sangat berharga untukku. Hanya aku dan Kenangan yang tahu. Hari ini Kenangan menarikku kembali pada episode yang tertunda lima tahun silam dengan menyanyikan sebuah lagu perpisahan. Hmmm.., apa yang telah terjadi dengannya? Jangan memintaku untuk menyelesaikan episode yang tersisa untuk kisah kita, sebab aku telah terjaga oleh Harapan.
Kebahagiaanku di hari kedua menjelang hari H ternyata terjawab dengan pertemuanku dengan Kenangan di sebuah pantai ketika matahari ingin beranjak ke peraduan malam. Senja yang dipenuhi kenangan bersama seseorang yang bernama kenangan. Sungguh episode terakhir kisah antara aku dan Kenangan.
(Malena, 7 Desember 2008 4:29:10 AM)
Title: Menjelang Hari “H”; Written by asharologi; Rating: 5 dari 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan berkomentar pada kolom yang tersedia.
terima kasih.
salam... ^_^